Kisah hidup menyedihkan ini terjadi pada seorang gadis. Namanya Li Lan, dia adalah anak kandung pasangan suami istri Zhang.
Zhang yang sudah mempunyai seorang anak laki-laki dan berencana menambah satu anak lagi agar menjadi sepasang.
Namun, tak disangka, anak keduanya perempuan, dan terlahir tidak sempurna.
Zhang dan istrinya pun merenung, kalau sudah dewasa nanti, anak perempuannya ini juga tidak ada yang mau menikahinya, malah justru mungkin akan berdampak pada anak laki-lakinya nanti tidak mendapatkan isteri.
Lalu mereka pun membuang anak perempuannya yang berbibir sumbing itu di pinggir jalan.
Dibungkus dengan kain seadanya dan cuaca dingin di awal musim gugur, membuat mukanya merona merah.
Beruntung bayi malang itu ditemukan pasangan baik hati Li Jian dan istrinya, kemudian membawanya pulang.
Adalah pasangan Li Jian dan istrinya sudah menikah tujuh atau delapan tahun lamanya, tapi belum memiliki anak, mereka pun sangat suka ketika melihat bayi mungil yang dipungutnya itu, meski sedikit cacat.
Keduanya membuka sebuah warung kecil, menjual tahu, kehidupan sehari-hari keluarga kakakku ini termasuk lumayan nyaman.
Sekarang ditambah dengan satu anak perempuan, dan mereka masih sanggup merawatnya kalau hanya sekadar untuk makan sehari-hari.
Namun, terkait bibir sumbingnya itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk operasinya.
Tetangganya menyarankan lebih baik anak angkatnya itu diserahkan ke yayasan kesejahteraan sosial anak, tapi mereka menolaknya.
Dan sejak itu, suami-istri ini pun mulai hidup hemat, berencana membawa anak perempuannya ke rumah sakit di kota untuk operasi bibr sumbingnya…
Saat Li Lan berusia 5 atau 6 tahun, suami istri ini membawanya ke rumah sakit di kota, dan menurut dokter setempat, bibir sumbing putrinya harus dioperasi sekitar lima atau enam kali, dan secara bertahap baru bisa pulih.
Pasutri ini sangat gembira mendengar kabar baik ini, meski biaya operasinya mahal, tapi mereka telah melihat harapannya di depan mata.
Waktu bergulir dengan cepat, sekejab mata Li Lan pun sudah berusia 20 tahun, ia tumbuh dengan paras yang cantik, bibirnya juga nyaris sempurna setelah beberapa kali operasi.
Setelah lulus, Li Lan bekerja di sebuah perusahaan produk makanan, karena kemampuan kerjanya yang mengesankan, sehingga dengan cepat ia dipromosikan sebagai manajer
Dan terlintas dalam benaknya sebuah gagasan yang cemerlang.
Sepulangnya ke rumah, Li Lan pun mendiskusikan sama orangtuanya bahwa dia ingin membuka sebuah pabrik pengolahan produk kedelai di kampung.
Orangtuanya pun mendukung sepenuhnya keputusan putrinya dan ikut membantu.
Pabrik pengolahan pun mulai beroperasi, dan dibawa pengelolaan Li Lan, pabrik pengolahannya berkembang dengan cepat hingga bertambah luas dan membeli peralatan baru.
Sebagai bentuk balas budi atas perawatan orangtuanya selama ini, Li Lan membangun sebuah rumah baru dua lantai, dan mobil untuk orangtua angkatnya.
Segenap penduduk desa yang mendengar dan melihat itu semua merasa iri pada Li Jian dan iparku, mereka mengatakan bahwa keputusan Li Jian mengadopsi Li Lan ketika itu memang benar.
Sebenarnya orangtua Li Lan sudah menceritakan tentang dirinya saat ia berusia 15 tahun, namun, ketika itu Li Lan mengatakan bahwa dia hanya punya satu ayah dan satu bu yaitu mereka.
Dan tentu saja orangtua Li Lan sangat senang mendengar kata-kata putrinya.
Tahun ketiga, pabrik baru didirikan, orang-orang di sekitar desa pun bekerja di pabrik yang dibangun Li Lan.
Saat pembukaan pabrik, banyak orang yang berdatangan memberikan ucapan selamat kepada Li Lan.
sumber: http://palembang.tribunnews.com